Kosa Kata Bahasa Muna Yang Masuk Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Bahasa Muna adalah bahasa daerah terbesar kedua di Sulawesi Tenggara setelah bahasa daerah Tolaki. Penutur asli bahasa Muna berada di seluruh Pulau Muna dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, Pulau Buton (bagian barat, utara hingga pulau buton bagian selatan), pulau-pulau kecil sekitar pulau Buton, Pulau Kabaena bagian selatan, Dalam rumpun bahasa, Bahasa Muna termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia Cabang Melayu Polinesia, yang dikelompokkan ke dalam bahasa Celebic (Bahasa-bahasa di Sulawesi). 

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Republik Indonesia. Bahasa ini digunakan secara menyeluruh di Indonesia dan juga digunakan sebagai bahasa di Timor Leste. Bahasa Indonesia memiliki kesamaan dengan Bahasa Melayu baik Melayu Sumatra, Kalimantan, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Kesamaan tentunya tidak lepas dari asal bahasa Indonesia sendiri yang berasal dari bahasa Melayu, dimana bahasa Melayu telah digunakan secara luas (lingua franca) di Nusantara sejak dahulu. Penggunaan bahasa Indonesia terus berkembang dari hari ke hari, hal ini dikarenakan bahasa Indonesia banyak menyerap jata-kata dari bahasa lain seperti Bahasa Arab, Persia, Portugis, Belanda, Inggris bahkan dari bahasa Mandarin. Selain bahasa-bahasa tersebut, Bahasa Indonesia juga menyerap bahasa-bahasa daerah di Indonesia seperti Bahasa Jawa, Sunda, Betawi, Bali dan Bahasa daerah lainnya. 

Bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Tenggara, beberapa kata banyak yang diserap ke dalam bahasa Indonesia termasuk bahasa Daerah Muna. Berikut ini beberapa kata dalam bahasa daerah Muna yang telah masuk ke dalam bahasa Indonesia di antaranya:

1. Adamu

Dalam KBBI diartikan sebagai penguasa tanah yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Namun dalam penuturan sehari-hari, diucapkan dengan kata adhamu اَضَم)). Selain itu, penguasa tanah disini bukan berarti sebagai pemilik tanah akan tetapi mengacu kepada Nabi Adam a.s sebagai khalifah pertama di bumi.

 2. Adarusa

Artinya orang yang meminjam sesuatu tanpa kemauan untuk mengembalikannya. Kata "ada" artinya pinjam, sedangkan "rusa" artinya hewan rusa. Adarusa dapat diartikan memijam seperti cara rusa meminjam. Menurut legenda yang diceritakan bahwa dahulu anjing memiliki tanduk, lalu rusa meminjam tanduk anjing karena si rusa akan menghadiri suatu hajatan, padahal hanya akal-akalan rusa untuk mengambil tanduk anjing dan namun tanduk tersebut tidak pernah dikembalikan, dari legenda inilah muncul istilah adarusa atau kaadarusa.

3. Adat Fodidi

Adat fodidi  dalam KBBI diartikan pengubur mayat. Adat fodidi berasal dari kata adhati dan fodidi atau biasa dikenal dengan fodidino.

4. Adati balano

Adati balano dalam tutur bahasa Muna diucapkan adhati bhalano, yang berarti adat pokok atau adat utama dalam tradisi pernikahan masyarakat Muna.

5. Alangkitae

Mandi biasa dalam memandikan jenazah, diteruskan dengan mandi wajib.

6. Alingkitae

Menandikan mayat, menghilangkan daki dan kotoran pada tubuh mayat. Contoh kalimat:  mayat itu harus alingkitae sebelum dikafani,

7. Alumpa

Melompati sesuatu dengan satu kali lompatan. Menurut penulis, alumpa berasal dari kata lumpa yang berarti lari secepat-cepatnya dengan sesekali melompat, tabrak, lari terbirit-birit, melewati sesuai tanpa peduli akibatnya. Selain itu lumpa ini dapat diartikan lari dengan tidak memperhatikan apapun yang ada di depan atau di sekelilingnya. Contoh kalimat: 

  • Indewi talumpa mahingka welo galuno mie rampano nohamba kasami kadadi, artinya kemarin kami lari terbirit-birit walaupun dalam kebun orang karena dikejar binatang liar
  • Doangka manaamu neini mahingka kokiri-kirino tada lumumpaghimo, artinya kita lewati saja jalan walaupun berduri kita lalui
  • Dhagaamu tasala nolumpaghikoomu adhara itu, artinya awas nanti diseruduk/ditabrak oleh kuda itu. 

8. Ambekara

Yaitu perkawinan antara wanita golongan bangsawan dengan pria golongan biasa. Namun kata ambekara ini nyaris sudah tidak dikenal lagi.

9. Anakoda

Yaitu pawang atau orang tua yang mempuyai kekuatan gaib yang dipanggil (diundang) untuk upacara pertama kali dalam membuka kebun atau memandikan rumah. 

10.  Anangkolaki

Yaitu golongan ketiga dalam sistem sosial suku Muna. Dalam sistem sosial msyarakat Muna yaitu terbagi atas 4 (empat golongan) yaitu golongan kaomu, walaka, anangkolaki dan maradika. Jadi anangkolaki adalah golongan ketiga dalam sistem sosial/adat istiadat masyarakat suku Muna.

11.  Andu

Mengurut perut untuk memperbaiki letak janin. Namun kata andu sudah jarang dikenali dalam tutur sehari-hari untuk beberapa dialek dalam Bahasa Muna.

12. Anggai: retak kecil

13. Angki

Artinya tua atau keras. Contoh penggunaan:

  •  Mie awatu miina nagumaa-gaa tanao angkihimo, artinya orang itu tidak lekas kawin padahal sudah berumur (tua)
  • Insaidi indewi tafuma kamboseno kahitela angki, artinta kemarin kami makan kambuse jagung yang sudah tua (jagung yang sudah lama disimpan)

14. Antono bosu 

15. Bambaru

Bambaru dalam bahasa Muna dibaca bhambharu yang berarti bangsal (secara umum) dan masih  digunakan secara luas hingga sekarang.

16. Bansa

Dalam KBBI diartikan sebagai keranjang kecil dibuat dari anyaman bambu, digunakan untuk buang air kecil bagi gadis yang dipingit. Bansa disini ada 3 (tiga) istilah dalam bahasa Muna yaitu:

  • Bhansa, artinya mayang (mayang kelapa)
  • Bansa, artinya macam atau rupa
  • Bansa, seperti yang dimaksud dalam KBBI

17. Batata

Upacara meminta keselamatan kampung dari gangguan penyakit atau binatang liar. Kata batata ini dalam bahasa Muna ditulis bhatata.

18. Bese

Alat musik petik (senar alat musik). 

19. Beta

Dalam KBBI diartikan sebagai sarung penganting laki-laki. Dalam tutur bahasa Muna, diucapkan dengan seburan bheta dan artinya adalah sarung (secara umum).

20. Bia-bia

Yaitu sarung pengantin dibuat dari benang yang berwarna cemerlang keputihan atau kuning keemasan (selengkapnya lihat KBBI). Asal katanya adalah bhia-bhia atau mbia-bhia.

21.  Bini kawalu

Asal frasa ini adalah bhini kawalu. Bhini artinya cubit atau sobek, sedangkan kawalu artinya kain kafan. 

22. Boka

Berasal dari kata bhoka, dalam KBBI diartikan uang yang dikumpulkan oleh pihak keluarga pada upacara kematian. Akan tetapi dalam sistem adat Muna, juga dikenal istilah bhoka ini. Selain itu arti boka (bhoka) dalam KKBI adalah satuan uang mahar pernikahan yang bernilai Rp 2,40. Namun perlu diketahui bahwa nilai Rp 2,40 itu bukan berlaku saat ini akan tetapi nilai itu adalah nilai pada tahun 1930-an. Selain bhoka, dalam adat Mjuna juga dikenal dengan istilah:

  • Suku. 1 suku nilainya adalah 1/4 bhoka
  • Tali, 1 tali nilainya adalah 1/8 bhoka
  • Kupa, 1 kupa (sekupa) nilainya adalah 1/24 bhoka  

Saat ini 1 bhoka senilai Rp 24.000,- 

23.  Bongkeke

Bongkeke berasal dari kata bhongkeke yang berarti memakai sarung dengan cara diikat sebatas dada.

24. Bonto

Bonto berasal dari kata bhonto, dalan KBBI diartikan kepala adat kampung. Pada masa kerajaan Muna dikenal beberapa jabatan bhonto, di antaranya:

  • Bhonto bhalano (menteri besar/perdana menteri)
  • Bhontono liwu (pejabat kampung)
  • Bhonto kafowawe
  • Bhonto
  • Bhonto kapili 

25. Dahopi

26. Doko-doko

Yaitu jajanan yang dibuat dari tepung beras yang diisi pisang atau gula merah yang dibungkus daun pisang yang dimasak dengan cara dikukus. Kadang-kadang juga, doko-doko ini dibuat dari ubi kayu yang telah diparut dan airnya diperas.

27. Dolomani

28. Gambusu

Alat musik gambus

29. Haroa

Yaitu hidangan yang berupa makanan, lauk-pauk, buah-buahan beserta kue tradisional Muna sebagai kelengkapan dalam hajatan sebelum proses pembacaan do'a baik dalam upacara perkawinan, walimah, peringatan kematian, menyamput bulan ramadhan, pertengahan ramadhan, malam lailatul kadar, hari raya ataupun acara hajaran lainnya.

30. Hogo-hogo

Yaitu makanan yang terbuat dari ubi kayu yang dikeringkan, dipotong kecil-kecil dan dimasak dengan cacar dikukus. Setelah matang, lalu dicampur dengan kelapa parut. Hogo-hogo ini hampir sama dengan kabuto. 

31. Ikan kapindang 

Ikan kapindang dalam bahasa Muna disebut kenta kapinda. Kenta artinya ikan, sedangkan kapinda artnya ikan pindang. Jadi kenta kapinda dalam bahasa di Indonesia diserap menjadi ikan kapindang. 

31. Kabaea

Yaitu baju adat Muna untuk golongan laki-laki golongan Walaka. Golongan Walaka dalam sistem sosial masyarakat Muna adalah golongan tingkat kedua yang pada zaman dahulu memegang jabatan menteri (bhonto bhalano, dewan kerajaan, dan lain-lain).

32. Kabanti

Kabanti dalam bahasa Muna ditulis kabhanti, yatu lagu-lagu yang berisi syair atau puisi yang umumnya di bawakan lebih dari 1 (satu) orang. Pada saat ini pada umumnya kabhanti dibawakan berasama irama musik gambus (sambil berbalas pantun/syair).

33. Kabanti watuka.

Sama dengan kabanti (kabhanti) hanya saja pada saat isi umumnya di kenal di daerah buton tengah yang menggunakan bahasa Muna dialek Gu/Lakudo.

34. Kafamatai

Yang dikenal dalam bahasa Muna yaitu kafematai. Kafematai ini adalah tanaman yang ditanam pertama kali setelah didoakan dengan harapan mendapatkan hasil yang melimpah dan terbebas dari gangguan hama dan penyakit/

35. Kagombe

36. Kamali

Bangunan tempat kediaman Raja

37. Kambebe

Menurut KBBI, kambebe artinya penganan kukus, dibuat dari jagung muda yang ditumbuk, dicampur gulan merah, dibungkus dengan daun jagung. Dalam dialek Muna baku, penulis sendiri belum menemukan istilah ini. Dalam dialek Muna baku atau Muna Induk, dikenal istilah kambewe, yaitu makanan dengan  bahasa dasar beras yang dicampur garam garam secukupnya yang dibungkus dengan daun palm wergu hutan (daun wiu) yang diikat dan dimasak dalam panci sampai air berkurang setengahnya lalu ditambah air lagi sampai menjadi kenyal. Cara masaknya sama dengan lapa-lapa, yang membedakannya adalah kalau lapa-lapa menggunakan campuran santan kelapa, garam dan bawang merah yang dibungkus dalam daun janur sedangkan kambewe hanya ditambah garam saja. Sedangkan penganan kukus yang terbuat dari jagung muda dan dibungkus dengan daun jagung, umumnya di Muna menyebutnya katumbu, dan jika dicampur dengan gula, dinamakan katumbu gola

38. Kambose

Kambose atau kambuse adalah makanan khas Muna yang terbuat dari jagung yang kering dan biasanya dicampur dengan sedikit kapur. Penambahan kapur ini bertujuan untuk menghilangkan kulit ari dari jagung sehingga nyaman saat dimakan. Beberapa tempat kambuse yang dicampur dengan menggunakan kapur ini, disebut kapusu, sedangkan jika tidak menggunakan kapur, itulah yang disebut kambose atau kambuse. Selain itu, di beberapa tempat juga menyebutnya kambose ngkogoga (kambuse yang masih berkulit ari) untuk menyebut kambuse yang dimasak tanpa menggunakan kapur.

39. Kameko

Istilah kameko inu sebenarnya adalah air enau pada umumnya. Kameko dari kata dasar meko yang artinya manis, sehingga kameko artinya yang manis. Pada zaman dahulu istilah kameko itu adalah air enau yang manis yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan gula merah. Sedangkan air enau yang diberi campuran tertentu dan menjadi minuman keras disebut kapaghi (artinya yang pahit). Namun pada saat ini istilah kameko cenderung mengarah kepada minuman keras yang terbuat dari air enau yang rasanya pahit. Kameko ini juga dapat disuling menjadi etanol.

40.  Kampalusi

41. Kampua

Kampua adalah upacaran adat potong ramput untuk bayi (akikah), yang umumnya dilaksankan pada saat bayi berumur 44 hari.

42. Kampuriu

Mungkin yang dimaksud disini adalah kampurui. 

43. Kantola

44. Kaomu

Kaomu yaitu golongan bangsawan yang pada zaman dahulu dapat menjadi Raja, panglima perang, kapitalau (kapten laut), kino (kepala kampung) dan imam mesjid kota Muna. Golongan ini berhak menggunakan awalan nama La Ode  untuk laki-laki dan Wa Ode untuk perempuan hingga saat ini.

45. Kapupurapi

46. Karia

Karia dalam bahasa Muna kira-kira sama dengan pingitan dalam bahasa Indonesia. Dimana prosesi karia ini sebenarnya adalah pemingitan gadis sebelum dinikahkan.

47. Kasalasa

Kasalasa yaitu upacara yang dilakukan sebelum menanam, biasanya dilakukan pada kebun yang baru dibuka yang sebelumnya adalah hutan belantara.

48. Kasaraka

Kasaraka yaitu upacara yang dilakukan sebelum panen hasil kebun.

49. Katoba

Katoba adalah upaca yang dilakukan untuk anak yang akan menginjak dewasa (remaja)  agar mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dan dilarang dalam agama serta mengucapkan dua kalimat syahadat,

50. Kato-kato

Kato-kato ini mirip kentongan, yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai alat panggilan rapat di kampung-kampung. 

51. Kau-kaudara 

Kau-kaudara kemungkinan mirip dengan gurindam, dimana kau-kaudara adalah cerita berlagu yang memiliki pesan-pesan tertentu, hanya saja kalau dalam gurindam bersajak aaa, sedangkan dalam kau-kaudara cerita berlanjut, dimana ujung kalimat pertama menjadi awal kalimat selanjutnya dan berlanjut hingga selesai serta berakhir dengan inti pesan dalam nyantian itu.

52. Kawoto

53. Kombo

54. Kopo

55. Lense

56. Linda

Linda adalah tarian tradisional masyarakat Muna yang umumnya dipentaskan pada saat gadis yang dipingit (karia) menampakkan diri dan keluar dari kamar pingitan.

57. Mbololo

Mirop gong, yaitu alat musik tradisional Muna yang terdiri atas 1 gong besar dan sedang yang biasanya dimainkan bersamaan dengan gendang.

58. Modero

Modero adalah tarian sambil berbalas pantun dan bergerak secara melingkar yang terdiri atas 2 kelompok, 1 kelompok kaum pria dan 1 kelompok kaum wanita.

59. Morong

60. Patiri

61. Pogala

Pogala kadang-kadang disebut dengan istilah mangaro dan pobhelo, yaitu tarian dengan menggunakan parang dan bendera putih untuk menyambut tamu penting.

62. Pogau kamali

63. Pomantoro

Pomantoro yang dimaksud disini mungkin adalah pomantoto, yaitu orang yang mengatur kegiatan suatu acara pesta.

64. Rambi

Arti rambi dalam bahasa Muna sebenarnya adalah pukul. Namun rambi disini adalah suatu kegiatan instrumental untuk memukul gong dan gendang pada suatu acara adat.

65. Renso

Kalau secara bahasa renso artinya adalah gincu atau lipstik.

66. Salawi

67. Sare

68. Sere

69. Sihafari

70. Siriganti

Siriganti berasal dari bahasa Belanda yang diserap ke dalam bahasa Muna yang berarti sersan. Siriganti ini pada zaman dahulu sebagai salah satu pengawal raja Muna.

71. Solora

72. Sumpa

73. Upacara pariwanga

Upaca pariwanga ini dikenal di Kulisusu Kabupaten Buton Utara.

74. Woto

75. Wutangguro 

Untuk arti lebih jelasnya silakan lihat dalam kamus besar bahasa Indonesia di https://kbbi.kemdikbud.go.id/ atau download KBBI Online di: https://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbi5 

 

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "Kosa Kata Bahasa Muna Yang Masuk Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)"